Split Tee, Stopple Tee, dan Plugging Without Shutdown
Perbedaan Split Tee dan Stopple Tee pada Pipa
Dalam operasi pipeline, dua fitting penting adalah Split Tee dan Stopple Tee. Keduanya sering dipakai dalam hot tapping dan line stopping, khususnya untuk pekerjaan plugging without shutdown.
1. Split Tee
Split tee adalah fitting berbentuk dua belahan (upper dan lower half) yang dilas melingkar pada pipa induk. Pada bagian atasnya terdapat nozzle/branch connection yang biasanya dipasangi valve.
🔹 Fungsi utama split tee:
-
Membuat branch connection baru pada pipa eksisting.
-
Digunakan dalam hot tapping untuk menghubungkan pipa baru tanpa menghentikan aliran.
-
Bisa juga dijadikan base fitting untuk operasi line stop.
Ciri khas:
-
Konstruksi 2 half shell.
-
Nozzle cabang dilengkapi flange.
-
Tetap melekat sebagai fitting permanen setelah pekerjaan selesai.
2. Stopple Tee
Stopple tee (atau line stop tee) sebenarnya adalah split tee khusus yang dirancang untuk line stopping.
Stopple tee digunakan sebagai antarmuka untuk memasukkan plugging head guna menghentikan aliran fluida secara sementara.
🔹 Fungsi utama stopple tee:
-
Menghentikan aliran pipa bertekanan tanpa perlu shutdown.
-
Memungkinkan perbaikan, penggantian, atau modifikasi downstream pipeline.
-
Setelah pekerjaan selesai, dipasang completion plug + blind flange agar fitting bisa dipakai lagi.
Ciri khas:
-
Sama seperti split tee, tapi dilengkapi LOCK-O-RING®/completion flange.
-
Ada sistem plug untuk isolasi.
-
Didukung oleh plugging machine (misalnya STOPPLE® TDW).
3. Plugging Without Shutdown – Typical Procedure
Teknik plugging without shutdown memungkinkan isolasi pipa tanpa menghentikan operasi. Proses ini biasanya menggunakan STOPPLE® system. Berikut tahapannya:
🔧 Tahap 1: Weld Fittings
-
Pasang STOPPLE® fittings dengan LOCK-O-RING® flanges di bagian pipa yang ingin diisolasi.
-
Pasang Tapping fittings dengan valve di bagian pipa untuk bypass.
🔧 Tahap 2: Make Taps
-
Pasang tapping valve pada setiap fitting.
-
Gunakan tapping machine untuk membuat lubang pada pipa beroperasi.
🔧 Tahap 3: Bypass Line
-
Hubungkan antar Valve Bypass dengan Pipa/ Pipeline.
-
Buka Valve agar fluida dapat teralirkan pada Bypass line untuk menjaga kontinuitas aliran.
🔧 Tahap 4: Plug Line
-
Hubungkan STOPPLE® plugging machine ke valve.
-
Masukkan plugging head hingga menutup aliran fluida.
🔧 Tahap 5: Recover Valves
- Lakukan pekerjaan isolasi permanen pada pipeline yang rusak seperti dengan end cap/ blind flange atau area yang perlu diperbaiki.
-
Setelah pekerjaan selesai, plugging head dilepas.
-
Pasang LOCK-O-RING® plug + blind flange untuk menutup permanen fitting.
-
Bila tidak diperlukan Bypass line dapat dilepas.
-
Aliran tetap beroperasi normal tanpa shutdown.
4. Perbedaan Utama Split Tee vs Stopple Tee
Aspek | Split Tee | Stopple Tee |
---|---|---|
Fungsi | Membuat cabang baru / hot tap connection | Menghentikan aliran (line stop) |
Konstruksi | Dua half shell + branch nozzle | Full-branch split tee dengan completion flange |
Penggunaan | Hot tapping, cabang permanen | Line stopping, isolasi sementara |
Hasil akhir | Bisa jadi branch permanen | Ditutup dengan completion plug + blind flange |
Aplikasi | Menyambung pipa baru, pemasangan valve | Maintenance, perbaikan, bypass sementara |


5. Kapan Menggunakan Split Tee dan Stopple Tee?
-
Gunakan Split Tee ➝ bila tujuan utama adalah membuat cabang baru (tie-in) atau sambungan pipa permanen melalui hot tapping.
-
Gunakan Stopple Tee ➝ bila perlu menghentikan aliran sementara untuk perbaikan atau penggantian segmen pipa, tanpa menghentikan seluruh sistem.
6. Kesimpulan
-
Split tee digunakan untuk cabang permanen & hot tapping.
-
Stopple tee digunakan untuk isolasi aliran sementara (line stopping).
- Pemilihan fitting tergantung apakah pekerjaan membutuhkan cabang permanen atau isolasi aliran sementara.
-
Plugging without shutdown adalah metode kunci untuk menjaga operasi pipeline tetap berjalan saat dilakukan modifikasi, perbaikan, atau isolasi.
Metode ini hemat biaya, aman, dan terbukti efektif dalam industri migas maupun utilitas.