Panduan singkat: Wind design untuk Indonesia — kecepatan angin, kategori eksposur, dan importance factor (untuk input AMETank, PV-Elite, CAESAR II)
Berikut artikel ringkas yang bisa kamu pakai sebagai referensi teknis saat memasukkan data beban angin ke AMETank, PV-Elite, dan CAESAR II. Saya mencantumkan sumber standar dan manual perangkat lunak yang relevan di tiap bagian.
1) Ringkasan standar yang relevan (Indonesia / Asia-Pacific / ASCE)
-
SNI 1727 (Indonesia) — pedoman nasional untuk beban angin (SNI 03-1727:2013 / SNI 1727-2013) merekomendasikan nilai kecepatan angin dasar yang umum dipakai untuk Indonesia (contoh praktik banyak insinyur: ~32 m/s untuk kondisi layanan dan ~40 m/s untuk kondisi ultimate/strength), dan rujukan peta/kelas dari HB 212 kadang dipakai untuk mengklasifikasikan wilayah Asia-Pacific.
-
HB 212-2002 (Standards Australia) — handbook “Design wind speed for the Asia-Pacific region” yang memberikan klasifikasi level/klas peta kecepatan untuk negara-negara Asia-Pasifik dan sering dijadikan acuan komparatif.
-
ASCE 7 (ASCE 7-xx series) — pedoman umum internasional/ASME untuk penentuan basic wind speed (biasanya dinyatakan fastest-mile speed pada 10 m), exposure categories, directionality factor Kd, gust factor G, dan importance/risk categories. (Gunakan ASCE 7 versi yang relevan untuk proyek; perubahan antar edisi berpengaruh pada peta kecepatan dan faktor lainnya.)
2) Nilai kecepatan angin — rekomendasi praktis untuk Indonesia
-
Nilai HB-212 2002 (praktik yang sering dipakai):
-
Kecepatan layanan (service) ≈ 32 m/s (setara 115.2 km/h atau ≈71.6 mph).
-
Kecepatan ultimate / desain batas ≈ 40 m/s (setara 144.0 km/h atau ≈89.5 mph).
(Konversi m/s → km/h: ×3.6; → mph: ÷1.609344 — perhitungan dibulatkan 1 desimal).
-
Catatan: ASCE/IBC biasanya menggunakan satuan mph (fastest-mile at 10 m); jadi saat memasukkan ke perangkat lunak berbasis ASCE pastikan mengonversi (atau pilih satuan m/s jika software mendukung).
![]()
3) Exposure category — cara menentukan untuk lokasi di Indonesia
ASCE mendefinisikan exposure utama (ringkasan):
-
Exposure B — area perkotaan, pinggiran kota, area berhutan; ada penghalang/turbulensi dari bangunan/vegetasi di sekitarnya.
-
Exposure C — area terbuka (padang, lembah terbuka, area pesisir dengan beberapa hambatan jauh).
-
Exposure D — area pantai terbuka atau lahan landai tanpa hambatan (open water/coastal) — berlaku untuk garis pantai langsung.
Penentuan exposure untuk lokasi di Indonesia: -
Kota besar / area industri berderet bangunan → B.
-
Areal ladang/area pembangkit/ruang terbuka jauh dari hambatan → C.
-
Struktur di garis pantai tanpa bangunan penghalang (mis. dermaga/open coast) → D.
4) Importance / Risk factor (cara memakai)
-
ASCE / IBC menggunakan Risk/Importance categories (I → IV) atau tabel importance factors untuk menentukan faktor yang menaikkan beban untuk struktur penting. Dalam praktik perangkat lunak umum dipakai nilai seperti:
-
Category I / Low ≈ 0.8–0.87 (bergantung tabel edisi),
-
Category II / Normal = 1.00,
-
Category III / High = 1.15,
-
Category IV / Essential / Post-disaster = 1.25 (nilai persis mengikuti tabel standar yang dipakai proyek).
Perangkat lunak sering meminta langsung Importance Factor (Iw) atau memilih kategori pentingnya. Pastikan cocokkan dengan kelas risiko proyek menurut spesifikasi owner atau SNI/ASCE yang berlaku.
-
5) Faktor lain penting (ASCE / praktik umum)
-
Directionality factor (Kd) — ASCE biasanya memberikan nilai Kd = 0.85 untuk banyak jenis struktur (digunakan untuk memperhitungkan probabilitas arah angin yang paling merusak). Gunakan nilai ini kecuali ada alasan kode/analisis lain.
-
Gust / gust-effect factor (G) — untuk struktur dianggap kaku sering diasumsikan G = 0.85 (untuk struktur fleksibel harus dihitung lebih rinci menurut prosedur ASCE).
6) Mapping langsung ke input perangkat lunak (ringkas, agar langsung dipakai)
Semua contoh di bawah ini bersifat panduan — sesuaikan dengan kode yang dipilih di software (ASCE version, IBC, atau SNI / custom) dan unit (m/s, km/h, mph).
A. AMETank (storage tank)
AMETank punya menu wind parameters: Design Wind Velocity, Wind Load Exposure, Wind Importance Factor. Masukan yang disarankan:
-
Design Wind Velocity: gunakan 32 m/s (service) atau 40 m/s (ultimate) sesuai kebutuhan desain; bila AMETank minta mph → konversi.
-
Wind Exposure: pilih C untuk tank di area terbuka; B untuk tank di area industri padat; D bila berada langsung di coastline/tanpa hambatan.
-
Importance Factor: masukkan sesuai kategori proyek (Normal = 1.0; jika tank untuk aplikasi kritis/essential gunakan 1.15–1.25 sesuai kebijakan owner/standar).
B. PV-Elite
PV-Elite memiliki menu Wind Loads / Wind Data:
-
Wind speed: masukkan Vbasic (pilih satuan sesuai setting; untuk ASCE-based input ubah ke mph: 32 m/s ≈ 71.6 mph, 40 m/s ≈ 89.5 mph).
-
Code selection: pilih kode yang relevan (ASCE / IBC / custom).
-
Importance factor (Iw): masukkan nilai dari tabel importance (Normal = 1.0, High = 1.15, dst.). PV-Elite biasanya menggunakan nilai yang Anda masukkan secara langsung.
CAESAR II punya field yang jelas untuk parameter wind:
-
Basic Wind Speed (Vb,0) — masukkan basic speed (pilih satuan mph atau m/s sesuai setting).
-
Wind Exposure / Terrain Category — pilih B/C/D sesuai lokasi (CAESAR II menyebutkan mapping Exposure B, C, D sesuai ASCE).
-
Importance Factor (IBC/UBC) — CAESAR II meminta nilai Importance (IBC/UBC). Masukkan sesuai kategori proyek.
-
Directionality / other factors — ada opsi Directionality Factor, Season Factor, Structural Factor, dll — set Kd = 0.85 bila mengikuti ASCE default; atur G jika software minta (atau biarkan opsi default untuk struktur kaku).
7) Contoh singkat nilai yang sering dipakai (ringkasan tabel)
-
Kecepatan dasar (SNI-based): 32 m/s (service) — 40 m/s (ultimate). (≈71.6 / 89.5 mph).
-
Exposure: B (urban), C (open), D (coastal open).
-
Importance: Normal = 1.00; High ≈ 1.15; Essential ≈ 1.25 (sesuaikan tabel standar proyek).
-
Directionality (Kd): 0.85 (ASCE default).
8) Catatan praktis & rekomendasi
-
Pilih sumber kode yang konsisten untuk seluruh perhitungan (mis. seluruh tank & piping memakai SNI/HB212 atau ASCE) — jangan mencampur peta ASCE langsung untuk lokasi Indonesia tanpa verifikasi. Banyak praktisi di Indonesia menggunakan SNI 1727 atau HB 212 sebagai dasar peta/klasifikasi lokal.
-
Unit & definisi: pastikan apakah software mengharapkan fastest-mile at 10 m (ASCE) atau mean hourly dsb. Konversi ke satuan yang diminta perangkat lunak.
-
Dokumentasikan pilihan: tulis asumsi (nilai V, exposure, importance, Kd, G) di laporan desain — reviewer harus tahu standar & edisi yang dipakai.
-
Untuk komponen fleksibel / struktur dinamik: jangan gunakan G = 0.85 tanpa analisis; lakukan perhitungan gust/effect factor lengkap sesuai ASCE bila diperlukan.
Referensi / sumber yang saya pakai
-
Dokumen/manual AMETank (field description untuk Wind Load).
-
SNI 1727-2013 (ringkasan & praktik nilai kecepatan angin untuk Indonesia).
-
HB 212-2002 (Design wind speed for the Asia-Pacific region).
-
PV-Elite help (Wind Data tab / Importance Factor).
-
CAESAR II help (Basic Wind Speed, Exposure, Importance Factor fields).
-
ASCE/FEMA / technical notes on Kd and G (directionality & gust factor discussion)